Selasa, 07 Desember 2010

TuneUp.Utilities.2011.v10.0.2 Include Crack


TuneUp.Utilities.2011.v10.0.2 Include Crack

TuneUp Utilities can make your Windows operating system faster, more comfortable and more secure with just a few mouse clicks. And all operations performed on the operating system are completely safe, because all changes are monitored by TuneUp Rescue Center and can be undone at any time. All TuneUp Utilities modules can be accessed through a common interface that is divided into six categories. The software helps both beginners and experts to make Windows meet their needs in a way that is better, easier and safer. All important system options are explained in an easy way and can be turned on or off at the click of your mouse.


rapidshare.png
http://adf.ly/CXC5

mu.jpg
http://adf.ly/CXCI

FS.gif
http://adf.ly/CXCc

[the results from adf.ly, we use the money intended to assist us in developing this blog]

Kamis, 14 Oktober 2010

kisah seorang pecinta yang kesepian :)

malam itu aku melihat ada seorang wanita terduduk diam disebuah bangku taman di jakarta...sepertinya dia terdiam dan merasa kecewa yang teramat dalam

dia duduk berdua dengan seorang wanita muda yang sedang menunggu temannya. sambil mengeluarkan sebungkus rokok untuk menemaninya, kulihat dia bertanya pada wanita muda itu..."lagi nunggu temen ya mba?" dan wanita muda itu menjawab menjawab "iya...heheh sebentar lagi juga dateng koq..mba sendirian aja?"

"iya saya sendirian aja koq..iseng aja pengen nongkrong" balas wanita itu...tidak lama kemudian ponsel wanita muda itu berdering, pertanda kawannya sudah datang, dan tidak lama kemudian dia pun beranjak dari tempat duduk itu.

aku masih memperhatikan polah tingkah wanita itu, dia masih sendiri ditemani sepi itu, masih dengan sebungkus rokok ditangannya, terlihat dia berusaha untuk menahan tangis lalu tidak lama kemudian dia keluarkan sebuah ponsel dari tasnya aku tak tahu apa yang ia lakukan, dan ya...teryata dia mencoba mengakses internet melalui ponselnya

sempat sekilas terpikirkan apa yang menyebabkan wanita itu berada di tempat ini sendiri

tak lama kuperhatikan, air mata wanita itu menetes dipipinya, entah apa yang ia pikirkan, sakit atau mungkin sedih, aku tak berani bertanya kepadaya...

tak lama ku dekati dia, kutanyakan beberapa hal kepadanya dan dia pun menjawab dengan jujur

"mba lagi apa sendirian disini?" tanyaku, "ga ngapa2in mba saya..cuma pengen nongkrong aja" jawabnya

"oh, keliatannya mba lagi sedih ya?" tanyaku, dan diapun menjawab "ya begitulah..."

akhirnya dia bercerita panjang lebar tentang keadaannya yang sebenarnya

dikatakan olehnya bahwa dia sedang merindukan seseorang yang sulit untuk dia raih, atau bahkan mungkin tidak bisa ia gapai

dia selalu mencoba meng'iya'kan apa yang lelaki itu mau, namun masih secara logis. namun apa yang terjadi? kondisi tidak mendukung, wanita itu sudah sempat sampat dekat tempat tujuan untuk bertemu lelaki itu, namun karena satu dan lain hal wanita itu berputar haluan

ironis sekali ya, hanya untuk menemui orang yang dia cintai, dia harus berkorban seperti itu aku pun tak tau bagaimana perasaan yang ada dihatinya, mungkin hancur lebur.

tak lama kulihat dia online dengan seseorang dari ponselnya, tak aku perhatikan apa yang dia bahas karena itu bukan daerah kekuasaan aku, jadi aku hanya diam saja sambil melihat dia menangis dan membalas message2 yang ada di ponselnya dia dan juga sambil merokok

"ya udah mba, sabar aja ya...aku pergi dulu ya mba" kataku

"oh iya..makasih ya udah nemenin saya" balasnya

dan aku pergi mencari tempat duduk lain, namun masih aku perhatikan wanita itu, entah apa yang dia lakukan

berbatang2 rokok telah dia habiskan

tak lama...aku melihatnya beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke satu arah dimana ada seorang lelaki menunggunya disitu

dia mendekati lelaki itu dan aku melihatnya mencium pipi lelaki itu...aku masih bertanya2 dalam hati...siapa lelaki itu?

setelah itu kulihat lagi si lelaki itu memegang kedua tangan wanita itu dan kulihat wanita itu mulai tersenyum

disandarkanlah kepalanya ke bahu lelaki itu, sangat terlihat bahwa wanita itu sangat merindukan lelaki itu

setelah itu masih kuperhatikan mereka berjalan sepertinya mencari makan, ya ternyata benar

mereka mencari makan, mencari tukang makanan di pinggir jalan dan mereka duduk dipinggiran jalan sambil makan & terlihat mereka sangat menikmatinya

entah kenapa aku sangat menyukai pemandangan mereka berdua, walau aku tak pernah tau apa yang ada didalam hati mereka, namun mereka sangat terlihat menikmatinya

bahkan sewaktu makan saja, sang lelaki sempat mengelus kepala si wanita itu, terlihat sekali raut wajah bahagia dari si wanita itu, akhirnya dia bisa bertemu dengan lelaki yang dia inginkan, melepaskan rindu walau mungkin hanya beberapa jam saja

indah sekali pemandangan itu Tuhan, indah sekali...

sang wanita terlihat terus2an menyandarkan kepalanya ke pundak si lelaki, bermanja manjaan dan sangat terlihat wanita itu sangat menyayangi lelaki tersebut

yang ada didalam hatiku saat itu adalah

"Tuhan, tolong jangan hilangkan pandangan indah ini dari hidupku dan dari hidup mereka...berikanlah yang terbaik untuk mereka berdua ya Tuhan"

sambil beranjak dari tempatku duduk, aku melewati mereka berdua

dan terlihat mereka sedang bersenda gurau bahagia (sepertinya)

dan aku pun berlalu dan pulang kerumahku...

tak dapat kubayangkan bagaimana rasa bahagia wanita tersebut..

setelah dia menangis dan menahan segala rasa marah dan rasa rindu, akhirnya dia bisa juga bertemu dengan lelaki tersebut.


semoga mereka bahagia*

_amien_

Sabtu, 02 Oktober 2010

Sultan Hamid II ; Pembuat Sketsa ''Garuda Pancasila" yg sengaja ''dilupakan''

Sepanjang orang Indonesia, siapa tak kenal burung garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila), Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu?

DIA adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab –walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak –keduanya sekarang di Negeri Belanda.



Syarif Abdul Hamid Alkadrie menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda.

Ketika Jepang mengalahkan Belanda dan sekutunya, pada 10 Maret 1942, ia tertawan dan dibebaskan ketika Jepang menyerah kepada Sekutu dan mendapat kenaikan pangkat menjadi kolonel. Ketika ayahnya mangkat akibat agresi Jepang, pada 29 Oktober 1945 dia diangkat menjadi sultan Pontianak menggantikan ayahnya dengan gelar Sultan Hamid II.

Dalam perjuangan federalisme, Sultan Hamid II memperoleh jabatan penting sebagai wakil Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) berdasarkan konstitusi RIS 1949 dan selalu turut dalam perundingan-perundingan Malino, Denpasar, BFO, BFC, IJC dan KMB di Indonesia dan Belanda.

Sultan Hamid II kemudian memperoleh jabatan Ajudant in Buitenfgewone Dienst bij HN Koningin der Nederlanden, yakni sebuah pangkat tertinggi sebagai asisten ratu Kerajaan Belanda dan orang Indonesia pertama yang memperoleh pangkat tertinggi dalam kemiliteran.

Pada tanggal 21-22 Desember 1949, beberapa hari setelah diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio, Westerling yang telah melakukan makar di Tanah Air menawarkan “over commando” kepadanya, namun dia menolak tegas. Karena tahu Westerling adalah gembong APRA. Selanjutnya dia berangkat ke Negeri Belanda, dan pada 2 Januari 1950, sepulangnya dari Negeri Kincir itu dia merasa kecewa atas pengiriman pasukan TNI ke Kalbar – karena tidak mengikutsertakan anak buahnya dari KNIL.

Pada saat yang hampir bersamaan, terjadi peristiwa yang menggegerkan; Westerling menyerbu Bandung pada 23 Januari 1950. Sultan Hamid II tidak setuju dengan tindakan anak buahnya itu, Westerling sempat dimarah.

Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.

Berdasarkan transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Mas Agung (18 Juli 1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis terdiri dari M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah berdasarkan perintah Pasal 3 Ayat 3 Konstitusi RIS 1949.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” 1978 halaman 108 untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima Pemerintah RIS dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Sedangkan Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.sebagaimana pernyataan Moh Hatta; “Patut pula ditambahkan sebagai catatan bahwa lambang dengan tulisan yang mempunyai arti yang demikian mendalam itu, dipadukan menjadi seperti sekarang ini, dengan melalui sayembara waktu RIS dulu dan dilaksanakan oleh Menteri Priyono.banyak gambar yang masuk waktu itu, tetapi yang terbaik akhirnya ada dua buah, satu dari Muhammad Yamin dan yang satu dari Sultan Hamid. Yang diterima oleh Pemerintah dan DPR adalah dari Sultan Hamid, yakni seperti sekarang ini. Adapun dari Muhammad Yamin di tolak. Karena disana ada gambar sinar-sinar matahari dan menampakan sedikit banyak disengaja atau tidak pengaruhj Jepang. Saya berpendapat bahwa apa yang ada sekarang itu, seperti uraian saya sudah tepat dan bernilai abadi bagi kehidupan negara dan bangsa Indonesia”

Pendapat Bung Hatta juga dikuatkan dengan pernyataan G.Soenaryo pada Majalah Forum Keadilan Edisi No 19 Tahun 1990 : “Garuda Pancasila yang merupakan salah satu atribut Negara Indonesia sekarang inipun sejarah lengkap belum terungkap, baik secara populer, apalagi secara ilmiah. Dari sejarah, memang Lambang Negara Republik Indonesia ini merupakan rancangan Sultan Hamid II,”

Pendapat yang senada adalah dari Wartawan Senior Berita Buana, Solichin Salam setelah berwancara dengan Bung Hatta. Menyatakan : “Apabila kita teliti gambar lambang negara kita sekarang ini, maka jelas benar keterangan bung Hatta, bahwa yang dipilih adalah rancangan lambang negara yang dibuat Sultan Hamid II, dengan ada garis tebal yang merupakan ciri khasnya, yaitu Garis Khatulistiwa, Dalam merancang lambang negara ini Sultan Hamid II mempunyai konsultan berkembangsaan Perancis, yakni Ruhl ahli lambang (Semiotic). Sebaliknya Yamin dalam menjalankan tugas, juga berkonsultasi dengan Ruhl”

Ahli sejarah Konstitusi juga menyatakan hal yang sama, AB Kusuma menyatakan 1997 berdasarkan hasil wawancara peneliti (Turiman,SH) dalam tesisnya ha; 90 menyatakan : “Bisa jadi benar bahwa yang membuat gambar lambang negara kita adalah Sultan Hamid II karena pada waktu itu ia dipercayakan oleh Bung Karno menjadi Menteri Negara dan juga menjadi Koordinator Perencanaan Lencana Negara, menurut saya walaupun gambar itu dibuat oleh Menteri Negara RIS Sultan Hamid II, khusus pada bagian lambang-lambang di dalam perisai yang terdapat ditengah lambang negara kita, maka hal itu merupakan perpaduan unsur dari anggota Panitia Lencana Negara. Sebenarnya yang menarik bagi saya dari sisi sejarah konstitusi adalah penjelasan tata urutan gambar-gambar lambang negara di dalam perisai sebagaimana dirumuskan pada pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 yang mengatur tentang Lambang Negara, ternyata tata urutan berbeda dengan tata urutan sila-sila Pancasila di dalam Pembukaan UUDS 1950 sebagai dasar hukum dikeluarkan Peraturan Pemerintah tersebut dan hal ini menarik apabila dikaitakan dengan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.”

Pendapat lain yang menarik memperkuat pendapat di atas adalah dari Akmal Sutja dalam bukunya Sekitar Pancasila, 1986, halaman 76-77 yang membenarkan pendapat Bung Hatta sebagaimana dinyatakan Bung Hattta pada halaman 108 dan 112 yaitu : “Sampai ada penelitian yang dapat dipercaya hal ini, kiranya dapat diterima saja keterangan dari Bung Hatta, bahwa Sultan Hamid II yang mendapat ilham brilian untuk mengangkat kembali simbol-silmbol asli bangsa Indonesia yang dimuliakan oleh bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya, Karena Bung Hatta salas satu seorang pemimpin yang cukup dipercaya yang saat itu menjabat Wakil Presiden, membenarkan pendapat ini, ketimbang praduga berdasarkan latar belakang Muhammad Yamin. “

Pernyataan Drs Akmal Sutja ini yang menjadi inspirasi Turiman Fachturahman Nur,SH,MHum melakukan penelitian ilmiah lebih mendalam di Program Magister Ilmu Hukum UI dalam bentuk penelitian ilmiah dengan judul Tesis: “Sejarah Hukum Lambang Negara Republik Indonesia (Suatu Analisis Yuridis Normatif Tentang Pengaturan Lambang Negara Dalam Peraturan Perundang-Undangan)” dibawah Bimbimgan Prof DR.H, Dimyati Hartono,SH selaku pengasuh mata kuliah Sejarah Hukum dan DR.H Azhary,SH,MH, pengasuh mata kuliah Ilmu Kenegaraan di UI, 1999.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More